Senin, 05 Desember 2011

PENGANTAR PENDIDIKAN

Assalamualaikum Blog

saat ini aku sedang belajar, di sebuah kampus sederhana yang ada di pojok Rancho ,,, Dimana lagi kalau bukan di UI (uppppssss ,, bukan Ui di depokk tapi Ui di ranco yang kepanjangan nya Universitas Indraprasta ) masuk kuliah seperti mangulang dejavu ku di SMK ,, cuma kalo di SMK aku hanya melihat kaum hawa saja di kelas, tapi sekarang ada kaum adam nya yang meramaikan suasana kelas ,, hmm itu membuat ku bersemangat dengan kegaduhan mereka ,,

Stttttt jangan bilang bilang ya ???  kelas kami terkenal paling gaduh diantara kelas lain , kata si TOMO dosen Matematika sebelah udah ngeteg kami sebagai kelas tergaduh ,, hohooo iya sajalah karena waktu itu memang di pelajaran kosong tak ada dosen teman ku pada mainan, ,, seperti kembali anak2 lagi mereka ,, hahahah

*itulah sepenggal cerita di kelas
heii kita bahas Peresentasi kemarin yuukk
Minggu 4-11-11 aku dan kawan ku , hadid, tomo, dan kelompok ku dapet tugas untuk membahas tentang materi pendidikan yang sub nya itu manusia dan pendidikan

Berikut ini adalah hasil presentasi dari kelompok kami


SOLUSI PERMASALAHAN PENDIDIKAN FORMAL DALAM KEHIDUPAN MANUSIA DI INDONESIA




TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN
NOVEMBER 2011


  1. MANUSIA
DEFINISI MANUSIA
Manusia atau orang diartikan Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
# I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
# ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain
# SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar

  1. PENDIDIKAN
DEFINISI PENDIDIKAN
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Menurut UU No.20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya



  1. PENDIDIKAN FORMAL
DEFINISI PENDIDIKAN FORMAL
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.

  1. PERMASALAHAN DAN SOLUSI MENGENAI PENDIDIKAN FORMAL DI INDONESIA
Secara garis besar masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi :
  1. Masalah Pemerataan Pendidikan
  2. Masalah Mutu Pendidikan
  3. Masalah Efesiensi Pendidikan
  4. Masalah Relevansi Pendidikan
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
  • Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan.
  • Masalah pemerataan pendidikan timbul karena masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung didalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
  • Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.

  • Solusi masalah pemerataan pendidikan
    • Membangun gedung sekolah
    • Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
    • Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau
inpact system (instructional management by parents, community, and taeacher).
    • SD kecil pada daerah terpencil.
    • Kejar paket A ,B, dan C
    • Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka.
    • Home schooling (sekolah dirumah).


2. Masalah Mutu Pendidikan
  • Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Jadi, mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas keluarannya. Akan tetapi, apakah keluaran itu mewujudkan diri sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya. Kualitas ini biasa disebut nurturant effect.
  • Berhubungan dengan sulitnya pengukuran tersebut maka biasanya hanya mengasosiasikan dengan hasil belajar yang dikenal sebagai hasil EBTA, EBTANAS, atau hasil Sipenmaru, UMPTN (dapat disebut instructional effect), karena ini yang mudah diukur.
  • Didalam Tap MPR RI 1988, tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. (BP-7 Pusat 1989 : 68)


  • Solusi masalah mutu pendidikan
    • Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
    • Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan.
    • Penyempurnaan kurikulum.
    • Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
    • Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
    • Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
    • Kegiatan pengendalian mutu, contoh supervisi dan monitoring pendidikan oleh pemilik dan pengawas.

3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan tenaga.
  • Masalah pengangkatan terletak pada sulitnya menjaring tenaga yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.
  • Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, misalnya guru bahasa harus mengajar IPA
  • Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru. Padahal proses pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulum baru memakan waktu. Sehingga terjadi kesenjangan antara saat dicanangkan berlakunya kurikulum dan saat mulai dilaksanakan. Jika pemerataan ditingkatkan terkadang berdampak turunnya mutu pendidikan.
  • Solusi Masalah Efisiensi Pendidikan
  • Memberikan insentif yang menarik kepada guru yang mengajar di daerah
    terpencil sehingga lebih banyak lagi tenaga yang bersedia ditempatkan di
    daerah terpencil.
  • Menambah jumlah pengangkatan guru bidang studi disesuaikan dengan kompetensi dan jumlah kebutuhan.
  • Mengantisipasi dengan melakukan program penyuluhan latihan,Solusi lokakarya, dan penyebaran buku panduan secara efektif, yaitu dengan perencanaan secara matang sebelumnya.
    Sebelum perubahan kurikulum dilakukan, harus menyiapkan sarana dan prasarananya secara matang terlebih dahulu agar terjadi efisiensi waktu.

4. Masalah Relevansi Pendidikan
  • Relevansi artinya hubungan atau keterkaitan antara dunia kerja dan sekolah atau tidak bersifat link dan match, sehingga banyak lulusan menjadi tenaga kerja yang tidak siap pakai.
  • Masalah relevansi ini penyebabnya karena : kurikulum yang kurang praktis, tenaga kependidikan yang kurang membidangi, tidak ada usaha saling membantu antara pasar kerja dan sekolah.

  • Solusi Masalah Relevansi Pendidikan
  • Ditingkatkan peran sekolah kejuruan.
Karena bertugas menyiapkan para lulusannya untuk mampu terjun langsung ke lapangan atau dunia kerja
  • Diterapkan kurikulum berbasis kompetensi (KTSP).
Pendidikan harus diarahkan agar setiap lulusan memiliki kompetensi dasar untuk mengembangkan dirinya kearah tenaga kerja yang profesional, sesuai dengan bidang-bidang lapangan kerja yang dikehendaki.
  • Difungsikannya manajemen berbasis sekolah (MBS).
Sekolah diharapkan dapat menjadi lebih otonom dalam pelaksanaan manajemen sekolahnya, khususnya dalam menggunakaan 3M-nya, yakni man, money, dan material.

  1. KESIMPULAN
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan :
  • Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar.
  • Dapat mencapai hasil yang bermutu.
  • Dapat terlaksana secara efisien.
  • Produknya yang bermutu tersebut relevan.

REFERENSI

    1. Tirtaraharja, Umar Prof. Dr. 2008.Pengantar Pendidikan ;Jakarta:Rineka cipta




































2 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum..
hehe
semangat mpo..

mymunah mengatakan...

;)WAalaikum salam ,, siappp

Posting Komentar